◕ Allah is my Rabb ◕ Islam is my Life ◕ Qu'ran is my Guide ◕ The Sunnah is my Practice ◕ Jihaad is my Spirit ◕ Righteousness is my Character ◕Jannah is my Goal.. Ya ALLAH subhanavataala pls pls pls forgive us all and guide us to the path of siraatul mustaqeeem. Make us among those who recite LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASOOL ALLAH on our last breath
Welcome
Good Bye
Rabu, 16 Februari 2011
Hidup Sehat dengan Shalat
Di dalam Islam terkandung nilai-nilai syariat yang begitu indah dan berkeadilan. Setiap diri — baik Muslim maupun non Muslim — tidak dirugikan sedikit pun oleh Islam. Hukum, aturan, nilai, dan etika dalam syariat Islam adalah paling sempurna. Setiap bagian dari ajaran Islam mengandung hikmah. Di balik hukum-hukum dan kewajiban syariat yang telah ditetapkan Allah SWT, terkandung rahasia-rahasia yang mendalam dan hikmah-hikmah yang menakjubkan. Akal manusia terlalu pendek untuk menyelami segala rahasia dan hikmah itu. Syariat ini diturunkan kepada manusia melalui Nabi dan Rasul, tidak lain adalah demi kebaikan dan kemaslahatan manusia itu sendiri, baik duniawi maupun ukhrawi.
Tak terkecuali shalat, dari kalimat yang kita dengar sehari lima kali, “Hayya ‘alas shalah, hayya ‘alal falah,” (Marilah melakukan shalat, marilah menuju kebahagiaan) jelas tersurat bahwa dengan menegakkan shalat, manusia akan menemukan kebahagiaan. Allah menyatakan,
“Sungguh berbahagialah orang-orang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya“.
Dari penjelasan ini nyata bahwa shalat yang khusyuk akan mengantarkan seorang hamba Allah kepada kebahagian sejati. Kebahagiaan itu berupa kenikmatan abadi yang akan dikaruniakan Allah di akhirat kelak. Di dunia, orang yang shalatnya khusyuk akan merasakan kebahagiaan dan ketentraman hati.
Ibadah shalat merupakan bentuk dzikir yang paling luhur, perilaku taat yang paling utama sebagai refleksi dari puncak kepatuhan dan penghambaan diri. Di dalamnya, terwujud kebesaran Sang Pencipta dan kenistaan makhluk. Dari itu, shalat menempati posisi kedua dalam rukun Islam setelah mengucapkan kalimat syahadat.
Bagi para shalihin, bertemu Allah lewat shalat adalah saat yang paling dinantikan, karena pada waktu itulah ia bisa mencurahkan semua isi hati dan bermi’raj menuju Allah. Sesuai sabda Nabi SAW,
الصَّلاَةُ مِعْرَاجُ الْمُؤْمِنِيْنَ
“Ibadah shalat adalah mi’raj bagi orang mukmin”
Seorang muslim yang sadar bahwa dirinya adalah hamba Allah, akan menandai terbit fajar sebagai awal pergantian malam dan siang dengan menghadap Allah melalui shalat Subuh. Ia membuka rutinitas kesehariannya, mensyukuri keselamatan yang dianugerahkan ketika ia bangun dari tempat tidurnya untuk kemudian bekerja keras dan mencari rejeki Allah.
Matahari bergeser dari atas ubun-ubun, otak dan hati i disejukkan kembali dengan bertemu Allah dalam shalat Dhuhur. Ketika matahari condong ke arah barat, sebagian manusia istirahat dan melepas lelah, ada pertemuan lagi dengan Allah dalam shalat Ashar, demi mensyukuri nikmat atas petunjuk Allah dalam setiap usahanya. Matahari terbenam dan siang telah berganti malam, stamina tubuh yang mulai bugar diajak bersujud kepada Allah dengan shalat Maghrib. Saat bintang-bintang bertaburan memenuhi langit yang hitam kelam, dan manusia hendak menikmati istirahat malam, ia menghadap dulu kepada Al-Khaliq sambil bersyukur dalam shalat Isya’.
Begitulah perjalanan hidup seorang mukmin, hari demi hari ditandai dengan menghadap Allah, menjadikan hidup penuh arti. Karena setiap pertemuan dengan Allah di dalam shalat akan mempunyai nilai tak terduga dan rahasia tersendiri. Selanjutnya, ia akan kembali lagi ke alam realitas untuk mengaplikasikan nilai-nilai yang didapat dari shalatnya. Inilah makna sesungguhnya dari shalat.
Shalat adalah tolok ukur kedudukan seseorang dalam Islam. Sesungguhnya setiap orang yang menganggap ringan dan meremehkan shalat, maka pasti ia juga menganggap ringan dan meremehkan dinul Islam, Bila ingin mengetahui kadar perhatian Anda terhadap Islam, maka periksalah perhatian Anda terhadap shalat, sebab kadar keislaman di hati Anda adalah seukuran kadar shalatnya. Bila Anda ingin mengukur keimanan seseorang, maka lihatlah seberapa besar ia mengagungkan shalat.
RAHASIA dan HIKMAH
Latar belakang disyari’atkannya shalat di satu sisi sebagai pembuktian ketundukan dan penghambaan diri terhadap Allah dan di sisi lain sebagai bentuk syukur terhadap nikmat dari Yang Maha Besar, diantaranya adalah, nikmat penciptaan makhluk; Allah telah menjadikan manusia dengan bentuk yang paling sempurna, hingga tak seorang pun berharap diciptakan dengan selain bentuk ini. Allah berfirman,
“Sungguh kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik”.
Begitu pula nikmat sehat, karena dengan kesehatan anggota badan, seseorang mampu berbuat banyak kebajikan. Termasuk di dalamnya nikmat pemberian sendi-sendi yang elastis dalam anatomi tubuh yang sempurna sehingga dapat difungsikan dalam kondisi apapun. Allah kemudian memerintahkan kita untuk menggunakan nikmat-nikmat itu dalam kepatuhan. Dalam shalat, kita padukan angggota badan, lisan, hati serta jiwa untuk berlutut dan memuja kepada-Nya, agar semua anggota dapat mensyukuri nikmat-nikmat yang ada.
Diantara hikmah yang terkandung dalam shalat adalah disiplin waktu, orang yang shalat tepat pada waktunya dapat dilihat dari sikapnya yang efektif menggunakan waktu. Ia tidak membiarkan nikmat yang mahal harganya ini berlalu sia-sia.
Pelajaran berikutnya dari shalat adalah kebersihan. Shalat tidak sah dilakukan apabila tidak diawali dengan bersuci. Hikmahnya, orang yang shalatnya khusyu’ akan cinta dengan hidup bersih, dan akan selalu berpikir bagaimana lahir batinnya bisa selalu bersih. Termasuk rukun shalat adalah niat. Seorang yang shalatnya khusyu’ akan selalu menjaga niat dalam setiap perbuatan yang dilakukannya. Ia tidak mau bertindak sebelum yakin niatnya lurus karena Allah. Shalat juga memiliki rukun yang tertib urutannya. Jadi, hikmah yang bisa diraih adalah cinta keteraturan. Shalat mengajarkan agar seorang mukmin senantiasa tertib, teratur, dan prosedural dalam hidupnya. Selain itu, shalat melatih kita untuk tawadhu’, ketika sujud, kepala dan kaki sama derajatnya. Bahkan dalam shalat setiap orang sama derajatnya. Setidaknya hal itu bermakna, dalam hidup kita harus tawadhu’, sebab kemuliaan hakiki hanya pantas dimiliki Allah SWT.
Shalat ditutup dengan salam, yang merupakan sebuah doa agar orang di sekitar kita diberi keselamatan dan keberkatan dari Allah. Ucapan salam ini sekaligus ‘garansi’ bahwa diri kita tidak akan pernah berbuat dzalim pada orang lain.
Dalam hadits Nabi SAW menegaskan,
اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ اْلمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang Muslim adalah dia yang orang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
Hikmah lain di balik sejumlah kewajiban shalat sehari semalam adalah agar selalu berlangsung hubungan (munajat) antara hamba dan Tuhannya dalam ketaatan yang kontinyu, sehingga dia selalu sadar berada dalam pengawasan-Nya dan selalu takut kepada-Nya. Bila seorang hamba menghadap Tuhannya sehari lima kali, selalu ingat pada-Nya setiap saat, menyadari bahwa AlIah Yang Maha Tahu mendeteksi semua rahasia dan mengetahui bahwa Allah akan menghitung semua amal, baik yang kecil maupun yang besar, maka jelas hal itu akan mengantarkan seorang hamba untuk melaksanakan hak-hak agama, senantiasa takut kepada Allah dan berharap untuk meraih pahala. Sehingga bila terjebak dalam perbuatan dosa, maka ia cepat-cepat bertaubat memohon pengampunan dari-Nya.
Disamping hal-hal di atas, shalat juga membina rasa persatuan dan persaudaraan diantara muslimin. Umat Islam di seluruh dunia menghadap kiblat yang sama, yaitu Ka’bah. Hal ini akan membawa dampak psikologis yaitu persatuan, kesatuan, dan kebersamaan umat. Contoh lain adalah pada shalat berjamaah, setiap makmum mempunyai kewajiban mengikuti gerakan imam, sedangkan apabila imam melakukan kesalahan, maka makmum mengingatkan. Sehingga akan timbul diantara jama’ah rasa kebersamaan, persatuan, persaudaraan dan kepemimpinan.
SUJUD TAMBAH KECERDASAN
Disamping mengandung hikmah secara moral seperti diuraikan di atas, shalat juga mengandung hikmah secara fisik. Banyak ahli-ahli (sarjana) kedokteran termasyhur membuktikan manfaat shalat terhadap kesehatan. Berikut studi pembuktiannya, dimulai dari bersedekap setelah takbirotul ihrom, meletakkan telapak tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri merupakan istirahat yang paling sempurna bagi kedua tangan. Sikap seperti ini memudahkan aliran darah mengalir kembali ke jantung, serta memproduksi getah bening dan air jaringan dari persendian tangan menjadi lebih baik sehingga gerakan di dalam persendian akan menjadi lancar. Hal ini menghindari timbulnya penyakit persendian seperti rheumatik. Sebagai contoh, orang yang mengalami patah tangan, maka lengan penderita tersebut dilipatkan di atas perut dengan mitella yang disangkutkan di leher.
Kedua, ruku’, membungkukkan badan dan meletakkan telapak tangan di atas lutut sehingga punggung sejajar membentuk suatu garis lurus. Sikap yang demikian ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Selain itu, rukuk merupakan latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat
Ketiga, I’tidal, yaitu bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak. Variasi gerakan berdiri, ruku’, berdiri lagi, kemudian sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
Keempat, sujud, Dengan sikap sujud ini maka dinding dari urat-urat nadi yang berada di otak terlatih untuk menerima aliran darah yang lebih banyak dari biasanya, karena otak pada waktu itu terletak di bawah. Latihan semacam ini dapat menghindarkan mati mendadak akibat tekanan darah secara tiba-tiba yang menyebabkan pecahnya urat nadi bagian otak karena emosi yang berlebihan dan sebagainya.
Seorang dokter neurology asal Amerika -yang akhirnya masuk Islam- menemukan, di dalam otak manusia terdapat beberapa syaraf yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci dari otak memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi sempurna. Tetapi ketika seseorang sujud, darah dapat mengalir memasuki urat syaraf tersebut. Urat ini memerlukan darah pada saat-saat tertentu saja. Artinya kebutuhan ini terpenuhi hanya pada waktu shalat.
Posisi sujud juga mengalirkan darah kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
Kelima, Duduk Iftirasy (tahiyat awal), posisi duduk seperti ini menyebabkan tumit menekan otot-otot pangkal paha. Pijitan tersebut dapat menghindarkan penyakit saraf pangkal paha (neuralgia) yang menyebabkan tidak dapat berjalan. Disamping itu, tumit menekan aliran kandung kemih, kelenjar kelamin dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, postur ini bisa mencegah impotensi.
Dan yang terakhir, salam, Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Hal ini sangat berguna untuk relaksasi otot sekitar leher dan kepala, menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
Satu lagi penelitian para ahli yang menjawab rahasia di balik anjuran shalat Tahajjud. Cuaca di malam hari yang biasanya dingin dan lembab menyebabkan banyak lemak jenuh melapisi saraf kita hingga menjadi beku. Kalau tidak segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi kaku, bahkan kolesterol dan asam urat merubah menjadi pengapuran. Tidur di kasur yang empuk akan menyebabkan urat syaraf yang mengatur tekanan ke bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi saraf mata kita. Jadi, dengan shalat malam urat tidur kita lebih terkendali.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa shalat disamping merupakan ibadah yang wajib dan istimewa ternyata juga mengandung manfaat yang sangat besar bagi kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat manusia. Shalat adalah anugerah terindah dari Allah bagi hamba beriman.
Dunia Yang Nisbi
Kalam Habib Abdullah bin Husein bin Thahir
“Perasaan senang, bahagia, tenteram, puas dan lapang dada ternyata tak timbul sebab keserasian suatu raihan manusia dengan keinginannya. Begitu sebaliknya, rasa sedih, masygul dan gundah gulana tak lahir karena kontradiksi harapan dengan kenyataan. Segala rasa itu adalah kesan maknawi yang dialirkan Sang Ilah ke hati hamba yang Ia kehendaki.”
“Tak jarang, seseorang yang hidup dalam kemiskinan, cacat fisik dan kepelikan lain yang menyusahkan, nyatanya bisa menghirup perasaan legawa, sejahtera, serta bahagia. Rasa hati yang positif itu bisa menjalar ke kawan-kawan dekatnya, bahkan kepada orang yang memandang wajahnya atau menyebut dirinya.”
“Banyak pula orang yang hidup dalam kemewahan materi, keperkasaan raga, jaminan masa depan, dan kenyamanan, tapi, dengan segenap fasilitas itu, ia tak merasakan damai. Hatinya sempit, keruh, susah, sumpek dan penuh gelisah. Siapa saja yang membicarakan orang semacam ini bakal merasakan suntuk, apalagi memandangnya atau berkumpul bersamanya.”
Begitulah Habib Abdullah bin Husein bin Thahir membaca gelagat manusia dalam kehidupannya. Sungguh tepat kiranya. Manusia memang sering teperdaya. Mereka senantiasa menyangka bahwa kebahagiaan hanya bisa direngkuh dengan kebendaan. Kekayaan pun mereka kejar-kejar setengah mati. Dan begitu mereka dapat, ternyata semua itu hampa, kosong, tak ada apa-apanya.
DAJJAL
“Dunia ini tak ada bedanya dengan Dajjal. Sebuah hadis Nabi SAW mengenalkan sosok Dajjal kepada kita: Ia (Dajjal) datang dengan membawa surga dan nerakanya sendiri. Surga versi Dajjal yang disaksikan orang-orang, hakikatnya adalah neraka yang membakar. Sedang neraka milik Dajjal yang terlihat oleh mata, ternyata, itulah embun surga yang menyegarkan.”
“Dunia pun segendang sepenarian. Ia mengusung surga dan neraka. Surga yang dihidangkan oleh dunia ternyata menyimpan azab, azab di dunia dan azab di akhirat. Sementara itu, neraka dunia yang dirasakan oleh manusia ternyata memendam sejuta nikmat, nikmat dunia dan nikmat akhirat.”
“Manakala kita menyaksikan seseorang dikaruniai anak yang banyak, limpahan emas dan perak, pakaian-pakaian megah, rumah dan kendaraan mewah, makan dan minuman lezat, istri nan jelita, kebun-kebun serta tanah-tanah yang lapang, jabatan tinggi, banyak pengikut, dan popularitas, kita pasti membayangkan bahwa ia telah berada di puncak kenikmatan dan kepuasan. Akan tetapi, bila kita mau merenungkan lebih jauh, kita tersadar: sejatinya ia berada di pusaran keletihan dan kepayahan; ia terkurung di dalam arus kesumpekan dan jurang fitnah serta marabahaya. Betapa tidak. Kalau kita kaji lagi, segenap kesusahan, keresahan dan laku dosa ternyata berpangkal dari kenikmatan-kenikmatan tersebut. Surga yang semu itu pun menjelma neraka.”
“Coba kita amati orang yang hidupnya pas-pasan dan merasa cukup dengan semua itu, yang jalan hidupnya zuhud, anaknya sedikit, pakaian dan rumah tinggalnya sederhana, tak bermodal, bukan tuan tanah, khumul dan tak dihiraukan orang banyak, serta menyepi dari keramaian, niscaya akan terbit rasa iba di hati kita akan keadaannya. Kita bakal menyangka bahwa orang seperti ini senantiasa digelayuti kesedihan. Kita takkan pernah tahu bahwa hati orang macam inilah yang sebenarnya jauh lebih bahagia dan damai dari orang model pertama tadi.”
“Itu masih di dalam tataran dunia. Di akhirat kelak, sang manusia tak berpunya akan beroleh harapan selamat dan sukses lebih besar dari si kaya raya. Dari sini kita bisa menyerap kearifan: neraka dunia sebenarnya adalah surga. Memang, tak ada kata rehat atau enak dalam kehidupan di dunia. Akan tetapi bila kita membaca ihwal kedua macam orang di atas, kita bisa menyaksikan perbedaan yang sangat nyata.”
Itulah kenisbian dunia yang dikuak oleh Habib Abdullah. Semoga mata kita terbuka hingga bisa lebih bijak lagi dalam menyikapi hidup. Bila dikaruniai rizki lebih, mungkin kita bisa berbagi, dan bila diberi cobaan kesulitan hidup, kita mampu bersikap kuat dan bersabar. Simaklah doa beliau berikut ini,
“Ya Allah, tuntunlah kami menuju akhlak terindah, sungguh, tak ada yang kuasa mengantar kami ke sana selain diri-Mu. Palingkan jiwa kami dari akhlak-akhlak tak elok, sebab, nyatanya tak ada yang berdaya mengelakkan kami dari semua itu kecuali Engkau.”
Ikhlaskan Niatmu Hanya Untuk Allah
Pada dasarnya tujuan hidup manusia didunia ini ada dua perkara yaitu, ingin selamat dan bahagia dunia-akhirat .
Tujuan yang hendak ditempuh manusia diatas itu sangat berat dan sangat sulit, maka jika manusia salah cara menempuhnya kedua-duanya akan lepas daripadanya, sehingga menjadi manusia yang sengsara di dunia dan di akhirat.
Menjadi manusia selamat di dunia itu sangat sukar dan sulit sebab di dunia itu banyak sekali bahaya yang selalu mengancam keselamatan manusia itu sendiri.
Tetapi bahaya dan penyakit yang mengancam manusia itu dapat dihindari oleh manusia yang mengerti, yaitu mengerti bagaimana cara menghindarinya.
Perlu kita ketahui bahwa penyakit yang sangat berbahaya dalam kehidupan manusia adalah penyakit hati. Penyakit yang selalu membawa manusia pada perasaan gelisah memikirkan dunia. Sehingga manusia sering lupa diri dan terbawa ke tindakan–tindakan jahat demi untuk sekedar mencapai kesenangan duniawi semata.
Banyak diantara kita, yang masih suka berjudi, mencuri atau korupsi untuk mendapatkan harta yang banyak, atau mereka menjadi bakhil karena takut harta bendanya berkurang. Dan lebih-lebih mereka ada juga yang lupa dengan amanat yang diembannya, hanya karena tergiur oleh gelimang tahta, harta dan wanita. dan masih banyak lagi tindakan-tindakan batil lainnya. Perbuatan-perbuatan itu merupakan tindakan yang salah jalan, yang hanya membawa kita celaka didunia dan di akhirat.
Maka satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah, kita wajib bersyukur kepada Allah Ta’ala. Kita menjadi beriman dan tidak kufur kepada-Nya. Nikmat iman inilah nikmat yang paling besar yang harus disyukuri. Dan suatu kewajiban bagi kita sekalian untuk mempertahankan hal ini agar lekat didalam jiwa kita.
Kemudian, tawakal kepada Allah Ta’ala merupakan kunci kesuksesan bagi kita. Dimana kita harus mengawalinya dengan kesabaran dalam mempertahankannya dengan perjuangan yang gigih. Dengan demikian, tidaklah mustahil kita akan menjadi manusia yang mencapai keinginan atau cita-cita yakni, berbahagia di dunia dan di akhirat.
Selanjutnya coba kita menengok sejenak apa yang telah terjadi pada saudar-saudara kita di negeri tercinta kita ini. Banyak diantara mereka yang terpolusi oleh penyakit hati, Apalagi dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan dengan masalah yang bertentangan dengan keyakinan kita. Guna menangkis semua godaan itu dibutuhkan iman yang kokoh, yang Insya’ Allah kelak bisa menjadikan kita seorang mukmin yang sejati.
Didalam Alqur’an, bukankah kita telah diperingatkan Allah dalam menghadapi ujian : “ Dan Allah berbuat demikian , untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu ”. (Q.S. 3 : 154)
Oleh karena itu, segala yang menjadi pengalaman hidup kita selayaknya kita sikapi sebagai ujian dari Allah, sekaligus nanti yang bisa membersihkan hati kita dengan cara berupaya untuk lulus dari liku-liku diperjalanan hidup kita.
Berikut ini sebuah anekdot tentang rayuan syaitan yang dapat menaklukan 4 Kyai. Semoga kisah ini dapat memberikan manfaat dan pelajaran bagi kita. Dan selanjutnya bisa kita jadikan bahan renungan.
Konon, ada kyai alim yang akan menebang pohon , karena setelah diselidiki, pohon yang sangat lebat itu dijadikan sesembahan oleh masyarakat sekitar.
Syaitan menghampiri. “ Untuk apa kamu menebang pohon, nanti kamu bisa dituduh mengganggu stabilitas nasional. Bisa-bisa kamu dicap kyai yang menyulut terjadinya kerusuhan demi kerusuhan. Bagaimana kalau kuberi uang 10 juta untuk dirimu, anak dan istrimu? Pondok pesantrenmu kubantu dan masjidmu akan kubangun lebih megah lagi.” “Okey, setuju, “ ujar kyai pertama.
Kyai kedua datang untuk menebang pohon tadi. Syaitan merayu dengan rayuan manis,” Jangan tebang nanti kuberi engkau pangkat dan jabatan. Bahkan kamu akan kuberi fasilitas kursi D 5, yaitu : Datang, duduk, dengar, diam dan duwit.” “Kalau begitu ayo…, “ kata kyai kedua.
Kyai ketiga disogok dengan wanita nan cantik jelita dan takluk juga.
Kini tinggal kyai keempat. Ketika akan menebang pohon, syaitan berusaha menghalaginya, si kyai tetap bersikukuh hingga terjadilah pertarungan antara keduanya, dan kemenangan berada dipihak sang kyai, hingga syaitan tersungkur dan berada dalam posisi terdesak sebelum akhirnya menyerah.
Namun rupanya tak ada kata menyerah bauat syetan, karena kalah dalam pertarungan ia pun mencoba cara lain, lalu si syetan berjanji akan menyelipkan uang dibawah sajadahnya, seraya berujar, “ Selama 1 bulan kedepan, jangan kamu tebang! Setelah itu, baru akan kuberi uang lagi.”“ Boleh,”jawab kyai keempat.
Setelah sampai 1 bulan, dilihat uang dibawah sajadahnya sudah habis,” Mana syaitan kok tak memberiku uang lagi? mana? Sungguh ingkar janji kau wahai syaitan. Kalau demikian caranya, akan kutebang pohon itu.”
Dikisahkan, ketika pak kyai keempat akan menebang pohon yang dikeramatkan dan disembah oleh orang banyak kedua kalinya, syaitan melawan dengan sekuat tenaga. Syaitan memegang dada kyai dan akan memukulnya. Syaitanpun memenngkan pertarungan.
Sekarang kamu akan kalah wahai pak kyai, aku akan menang. Sebab, dulu kamu ikhlas karena Allah semata. Tentu kamu akan dibantu oleh Allah dan kemenangan akan berpihak kepadamu. Tapi, kini aku akan menang dengan kemenangan yang gilang gemilang, karena kamu akan menumpas kebatilan semata-mata karena mengharap hadiah uang, “ kata syaitan bangga.
Langganan:
Postingan (Atom)