MUKADDIMAH
Umat Islam di Indonesia,
khususnya warga NU,
selalu mengadakan Haul
dalam rangka mengenang
sejarah atau biografi
seorang yang ditokohkan.
Acara itu diisi dengan
pembacaan kalimat
tayyibah, tahmid, tahlil.
bahkan tidak jarang juga
diisi dengan pembacaan
maulid serta ceramah
agama dari pemuka-pemuka
agama yang hadir di situ.
Oleh sebab itu, momentum
Haul selalu dinanti oleh
umat Islam dengan tujuan,
menapaktilasi dan
meneladani rekam jejak
perjuangan orang yang di-
Haul-i.
Akan tetapi, saat ini,
peringatan Haul bukan
hanya monopoli umat Islam
semata. Dalam beberapa
tahun belakangan, ada
acara yang terlihat lebih
semarak dan membahana
suasananya yaitu
peringatan Valentine`s Day
(V-Day).
V-day sering diidentikkan
sebagai hari kasih sayang;
hari menumpahkan segala
perasaan kepada kekasih
yang dicintai. Banyak cara
dilakukan untuk menambah
semarak acara V-Day, di
antaranya, acara dansa-
dansi, pemberian coklat,
hadiah bunga, memakai
pakaian serba berwarna
merah muda. Lebih dari itu,
momen ini juga dijadikan
ajang pembuktian
‘ cinta ’
yang memuakkan dengan
free sex. Sungguh sebuah
peringatan hari kasih
sayang yang berbahaya.
Terlebih yang menjadi
korban dari intervensi
budaya negatif ini adalah
para pemuda (muslim)
tumpuan agama.
Yang lebih menyedihkan,
ternyata acara V-Day
mendapat promosi besar-
besaran dari berbagi media
massa. Tidak ketinggalan
pula Mall-mall dan pusat--
pusat perbelanjaan juga
bersolek dengan mengemas
acara bertema kasih
sayang. Dari semua itu, kita
mesti waspada, sebab V-
Day merupakan salah satu
ritual yang diupacarai demi
mengenang kematian
seorang pendeta. Untuk itu,
kita harus mengetahui latar
belakang V-Day, hukum
merayakannya dan dampak
dari perayaan itu sendiriSEJARAH V-DAY
Banyak versi mengenai V-
Day. Versi-versi itu
berkembang seiring dengan
perjalanan waktu.
Asal mula hari Valentine
tercipta pada jaman
kerajaan Romawi. Menurut
adat Romawi, 14 Februari
adalah hari untuk
menghormati Juno. Ia adalah
ratu para dewa dewi
Romawi. Rakyat Romawi juga
menyebutnya sebagai dewi
pernikahan. Di hari
berikutnya, 15 Februari
dimulailah perayaan perayaan
‘ Feast
of Lupercalia.
Pada masa itu, kehidupan
belum seperti sekarang ini,
para gadis dilarang
berhubungan dengan para
pria. Pada malam menjelang
festival Lupercalia
berlangsung, nama-nama
para gadis ditulis di
selembar kertas dan
kemudian dimasukkan ke
dalam gelas kaca. Nantinya
para pria harus mengambilsatu kertas yang berisikan
nama seorang gadis yang
akan menjadi teman
kencannya di festival itu.
Tak jarang pasangan ini
akhirnya saling jatuh cinta
satu sama lain, berpacaran
selama beberapa tahun
sebelum akhirnya menikah.
Dibawah pemerintahan
Kaisar Claudius II, Romawi
terlibat dalam peperangan.
Claudius yang dijuluki si
kaisar kejam kesulitan
merekrut pemuda untuk
memperkuat armada perangnya.
Ia yakin bahwa para pria
Romawi enggan masuk
tentara karena berat
meninggalkan keluarga dan
kekasihnya. Akhirnya ia
memerintahkan untuk
membatalkan semua
pernikahan dan
pertunangan di Romawi.
Saint Valentine yang saat
itu menjadi pendeta
terkenal di Romawi menolak membatalkan semua
pernikahan dan
pertunangan di Romawi.
Saint Valentine yang saat
itu menjadi pendeta
terkenal di Romawi menolak
perintah ini.
Ia bersama Saint Marius
secara sembunyi-sembunyi
menikahkan para pasangan
yang sedang jatuh cinta.
Namun aksi mereka
diketahui sang kaisar yang
segera memerintahkan
pengawalnya untuk
menyeret dan memenggal
pendeta tersebut.
Ia meninggal tepat pada
hari keempat belas di bulan
Februari pada tahun 270
Masehi. Saat itu rakyat
Romawi telah mengenal
Februari sebagai festival Lupercalia, tradisi untuk
memuja para dewa. Dalam
tradisi ini para pria
diperbolehkan memilih gadis
untuk pasangan sehari.
Dan karena Lupercalia
dimulai pada pertengahan
bulan Februari, para pastor
memilih nama Hari Santo
Valentinus untuk
menggantikan nama perayaan itu. Sejak itu
mulailah para pria memilih
gadis yang diinginkannya
bertepatan pada hari
Valentine.
Meskipun demikian, masih
banyak versi terkait
sejarah V-Day. Latar
belakang V-Day bisa
disimak di dalam The World
Encyclopedia, dan The
Chatolic Encyclopedia Vol.
XV
SIKAP KITA
Sikap kita mestilah
berbanding lurus dengan
sikap yang mencerminkan
jati diri seorang muslim.
Perayaan hari kasih
sayang atau V-Day tidak
lebih sekedar upaya
peringatan kematian
seorang pendeta yang
dipandang sebagai
‘ martir ’
cinta.Lagi
pula, ungkapan cinta dan
kasih sayang tidak perlu
diutarakan pada waktu-
waktu tertentu. Tidak perlu
menunggu tanggal 14
Februari. Sebab, cinta
adalah naluri manusia yang
diberikan Allah kepada
setiap insan. Jadi, kapan
dan di mana pun juga,
ekspresi cinta bisa
diungkapkan setiap saat.V-Day adalah bencana
budaya buat kita semua.
Meski begitu, belumlah
cukup sekedar fatwa haram
tanpa dicarikan solusi yang
memadai sehingga kawula
muda bisa meletakkan cinta
sesuai pada tempatnya.
Akhirnya, peringatan V-Day
sudah waktunya kita
eliminasi lalu kita jdkan
sbg monumen
kclakaan sejarah yang
tdk perlu ditangisi n ditiru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar